JAKARTA – Upaya PDIP menyelematkan Anies Baswedan dengan mengusungnya di Pilgub Jakarta 2024 dipastikan gagal total.
PDIP sebelumnya berharap bisa menggandeng PKB sebagai mitra koalisi untuk Pilgub Jakarta 2024 dengan salah satu opsinya mengusung Anies Baswedan.
Harapan itu digaungkan PDIP lantaran untuk Pilgub Jakarta 2024, jumlah kursi partai besutan Megawati Soekarnoputri itu tak mencukupi.
PDIP hanya memiliki 15 kursi di DPRD Jakarta, sementara syarat minimal mengusung calon gubernur dan wakil gubernur yakni 22 kursi.
Satu-satunya harapan PDIP bisa ikut bertarung menghadapi koalisi gemuk KIM dengan jagoannya Ridwan Kamil yakni berkoalisi dengan PKB.
Pasalnya sebelumnya, Nasdem dan PKS sudah menyatakan lebih dahulu gabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Setelah itu baru muncul opsi Anies Baswedan dipasangkan dengan Rano Karno untuk Pilgub Jakarta 2024.
Bahkan sudah beredar flyer di grup WhatsApp yang menampilkan foto Anies dan Rano Karno mengenakan pakaian putih dan peci hitam, dengan tulisan “Deklarasi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta 20 Agustus 2024”.
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan bahwa keputusan terkait koalisi akan ditentukan setelah Muktamar PKB pada 24-25 Agustus 2024.
Hasto menekankan bahwa PDIP mendukung partai yang berani menentukan nasib bangsa meskipun menghadapi intimidasi.
“Kami menunggu hasil muktamar PKB. PKB juga sedang melakukan konsolidasi,” ujar Hasto di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Minggu (18/8/2024).
Namun, ada kemungkinan PKB bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM Plus), yang dapat mengubah peta politik Pilkada Jakarta.
Jika PKB bergabung dengan KIM Plus, Ridwan Kamil kemungkinan hanya akan menghadapi calon independen dalam Pilkada Jakarta.
Editor: FH
Sumber: Tribun-Timur.com