Prabumulih – Dalam waktu kurang dari satu hari, warga Kelurahan Sungai Medang berhasil mengumpulkan sebanyak dua ton sampah anorganik untuk disetor ke Pusat Daur Ulang (PDU) Kota Prabumulih. Capaian ini merupakan hasil pelaksanaan Program Padu Padan (Pengolahan Sampah Mandiri dan Berkelanjutan) yang diinisiasi oleh PT Pertamina EP Prabumulih Field melalui fungsi Community Involvement & Development (CID).

Program Padu Padan bertujuan mendorong kemandirian masyarakat dalam pengelolaan sampah terpadu berbasis ekonomi sirkular, sekaligus mengurangi timbulan sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dalam kegiatan monitoring, tim CID Pertamina EP Prabumulih Field turut mendampingi proses pemilahan, penimbangan, hingga transaksi penjualan sampah ke kelompok binaan program, yakni PDU Kota Prabumulih, dengan melibatkan para RT, RW, dan linmas se kelurahan.

Berdasarkan hasil penimbangan, RW 7 tercatat sebagai pengumpul terbanyak dengan total 521 kilogram sampah, diikuti oleh RW 2 dan RW 4. Atas keberhasilan tersebut, Lurah Sungai Medang, Dedi Amran, menyampaikan apresiasi kepada warga dan mengumumkan akan memberikan sertifikat penghargaan bagi RW dengan kinerja terbaik dalam kegiatan pilah sampah.

“Program ini menjadi yang pertama di Kelurahan Sungai Medang bahkan di Kota Prabumulih yang secara aktif melibatkan seluruh RT dan RW. Antusiasme dan semangat gotong royong warga menunjukkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan dapat memberi manfaat nyata,” ujarnya.

Selain berdampak pada kebersihan lingkungan, kegiatan ini juga memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penjualan, total keuntungan warga mencapai sekitar Rp5 juta rupiah, yang berasal dari hasil pilahan plastik, kardus, botol kaca, dan logam. Dana tersebut akan dikelola oleh masing-masing RW untuk mendukung kegiatan sosial dan operasional kelompok lingkungan.

Dampak positif juga dirasakan langsung oleh masyarakat. Salah satu warga mewakili RW 2, Asibbudin, mengaku perubahan signifikan terjadi sejak program ini berjalan.

“Selama ini sampah menumpuk di rumah warga, bahkan tercecer di jalan. Setelah ada program ini, kami di RT dan RW mulai memilah dari rumah. Dampaknya sudah terasa, lingkungan lebih bersih, jembatan dan jalan tidak lagi penuh sampah karena sekarang kami pilih dan jual. Harapannya, kegiatan ini bisa terus disosialisasikan lebih luas agar semua warga ikut terlibat,” ujarnya.

Sampah yang terkumpul di PDU selanjutnya akan diolah menjadi produk bernilai tambah seperti furnitur, box penyimpanan, papan plastik, dan palet yang memiliki nilai jual tinggi.

Senior Manager PT Pertamina EP Prabumulih Field, Muhammad Luthfi Ferdiansyah, menyampaikan apresiasi atas partisipasi masyarakat dan menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung praktik pengelolaan sampah berkelanjutan.

“Kami melihat semangat luar biasa dari warga Sungai Medang. Pengelolaan sampah ini selain menjaga kelestarian lingkungan juga dapat membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Pertamina akan terus mendampingi agar praktik baik ini dapat direplikasi di wilayah lain,” ungkap Luthfi.

Sejak diluncurkan pada tahun 2022, Program Padu Padan telah diterapkan di tiga kelurahan yaitu Patih Galung, Sungai Medang, dan Karang Jaya, dengan melibatkan lebih dari 120 warga aktif dalam kegiatan pemilahan sampah organik dan anorganik. Program ini terbukti membantu menekan timbulan sampah sekaligus memperkuat kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan perusahaan.

Manager CID Regional 1, Iwan Ridwan Faizal, menambahkan bahwa keberhasilan Program Padu Padan menjadi bukti nyata peran aktif masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan berdaya secara ekonomi.

“Melalui pendekatan ekonomi, sosial, dan lingkungan, Pertamina berupaya menciptakan nilai tambah dari sampah dan memperkuat sinergi antara perusahaan, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan mandiri,” ujarnya.

Melalui inisiatif ini, Pertamina EP Prabumulih Field terus mendorong praktik pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat, sejalan dengan komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG) serta kontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).